
Kalau yang namanya udah ngantuk, memang apa-apa nggak ada yang enak. Gak ada yang lebih menyenangkan daripada kasur empuk, bantal yang nyaman dan waktu untuk tidur tanpa gangguan.
Pagi itu, aku benar-benar merasakan yang namanya in a need of a sleep. Ngantuk berat!
Kalau disuruh milih, mau tidur apa dikasih duit sekarung?
Jelas aja aku akan milih dikasih duit. Nanti duitnya bisa dibelikan tempat tidur baru atau buat nginap di hotel berbintang, buat tidur seminggu penuh. Hehehehehe...
Tapi pak dosen yang satu ini memang lebih menakutkan daripada monster-monster unyu (monster kok unyu?) yang sering nampil di sinetron-sinetron khas Indosiar. Ya iya lah, anak kecil aja nggak takut!.
Serius, serius...
Terpaksa hari itu aku harus hadir di kampus, karna pak dosen yang baik hati, secara mendadak dan demokratis membuat pengumuman bahwa akan ada ujian tengah semester di hari yang cerah dan indah (untuk tidur) itu.
Semalaman aku sibuk main game Need For Speed Underground. Udah nanggung coy, map nya udah pada ke-unlock. Kan cewe-cewe bahenol yang ada di game bisa pada kebuka semua tuh! (Jomblo akut mas...)
Nyampai kampus, kecepatan. Luar biasa. Untuk orang yang paling hobi telat sepertiku, itu udah prestasi membanggakan. Karna teman-teman juga pada belum datang, kupilih untuk datang ke kantin terdekat, mencari meja paling kosong dan nyaman. Untuk tidur tentu saja!
Aku tidak keberatan tidur dimana saja selama aku masih bisa tidur. Aku bisa tidur dalam posisi duduk, berdiri atau malah sambil jalan sekalipun. Tapi saat itu aku memilih tertidur dengan posisi duduk dan kepalaku tergeletak di meja. Pasrah dan rela. Mau berisik, berisik lah kalian semua.
Setelah kurang lebih 30 menit tertidur pulas, ditingkahi iler nakal yang berserakan membentuk peta kepulauan Indonesia, aku mendengar suara-suara ber-pitch tinggi didepanku. Cewek. Ada beberapa mahasiswi masuk ke kantin sambil bercanda ria, ketawa-ketiwi dan mengeluarkan polusi suara buat kaum yang ber-pitch rendah sejenis kami para pria.
Daaaaan..... diantara mereka ada sosok Herlina (uhuuyyy...).
Hari itu ia mengenakan kemeja putih dan rok jeans warna biru pudar. Cakep nya poll deh....
Dia duduk tepat dihadapanku.
Wah? Kok pagi-pagi udah ada rezeki nomplok nih?
Ada gunanya juga datang kecepatan nih
Dan setan mulai tertawa, berbarengan dengan munculnya sepasang tanduk di kepala. Ho-ho-ho.
"Ada yang bening-bening, pas banget buat cuci mata dan ngilangin kantuk"
Kurogoh kedalam tas, sambil pura-pura masih tidur. Yap, ada pulpen. Sweet.
Dan yang terjadi berikutnya adalah sebagai berikut:
1. Aku jatuhkan pulpen.
2. Lirik kiri-kanan
3. Menunduk kebawah meja
4. Mencoba meraih pulpen
5. Jangan lupa sambil mata jelalatan kedepan.
6. Tidak nampak apa-apa
7. Time up! Naik lagi keatas.
8. Jatuhkan pulpen lagi
9. Kembali ke langkah 4 s/d 5, daannn...
10. KETAHUAN!
Sial, rupanya Herlina menyadari ada manusia mesum yang sedang usil dihadapannya.
Setelah kepalaku naik keatas meja, kulirik kiri-kanan, lalu lihat lagi kedepan dan aku melihatnya menatapku dengan pandangan sedingin es. Asli dingin. Sampai aku bergidik dibuatnya.
Sambil menatapku tajam, sebuah kalimat keluar dari mulutnya:
"Kenapa? Gak Pernah Liat Paha Ya?"
"Enak aja, emang pahamu udah mulus banget apa?"
"Kalau cuma ngeliat paha udah biasa, tau?"
"Paha ayam, paha kambing, paha kerbau..."
"Pulpenku jatuh tau, aku cuma mau ngambil"
"Lagian kamu anak baru jangan belagu ya? Baru paha doang..."
Sayangnya saudara-saudara, kecuali kalimat yang dicetak tebal diatas, tidak satupun kalimat yang berikutnya pernah terlontar hari itu.
I am busted...!
Tertangkap basah!
Seperti maling jemuran yang tertangkap di siang bolong dan pasrah digebukin massa.
"Mati aku..." pikirku dalam hati.
Ia langsung beranjak dari bangkunya dan meninggalkan kantin bersama teman-temannya.
Meninggalkanku yang terbengong-bengong gelagapan.
Tak ada lagi kata-kata yang bisa aku ucapkan untuk membalas kalimatnya.
Tapi beneran, kalimat itu sangat berkesan bagiku.
Sebab itulah kalimat pertama yang pernah diucapkan seorang Herlina padaku.
Cuma buat aku.
Sebuah makian.