Bukan apa yang terjadi dalam seratus hari yang penting, tapi apa yang terjadi setelahnya.
Bukan begitu, sayang?
Ini adalah catatan harianku.
Apakah aku akan mencintaimu setelah berlalunya 100 hari ini?
Benarkah yang kurasakan ini adalah cinta, atau cuma perasaan takut kehilangan?
Apakah aku takut dengan kesendirian?
Apakah aku takut kehilangan rasa nyaman yang sudah kumiliki bertahun-tahun ini?
Atau cuma rasa kasihan?
Rasa bersalah?
Apapun yang akan terjadi setelah 100 hari, biarlah terjadi.
Tidak ada yang perlu disesali, tak usah memaksakan apapun.
Kita lihat seperti apa kehendak Tuhan terhadap hidup kita.
Apapun keputusan yang akan kau pilih, biarlah itu menjadi keputusan final.
Catatan ini dimulai tanggal 11 April 2013 dan seharusnya berakhir di tanggal 19 Juli 2013