Hari #25: Berbicara Kepada Bulan

Tertawakan aku.
Aku laki-laki lemah.

Aku memang bodoh.
Sudah capek-capek menyusun pertahanan berlapis ala pertahanan catenaccio.
Sudah susah payah membangun tembok Berlin dalam hati.
Dengan mudah dibobol, hanya dengan satu telpon dari Herlina.

Hari ini aku memutuskan mengangkat telpon dari Herlina.
Semudah itu?
Iya. Semudah itu.

Bahkan lebih mudah lagi.
Aku nelpon balik.

Aku nggak tahan ngeliat dia kesusahan.
Aku nggak tega membiarkannya dalam kesulitan.
Obrolan panjang yang nggak jelas ujung-pangkalnya.
Tak perlu Berbicara Kepada Bulan
Aku ada.

Cuma menjadi penghibur dikala hatimu susah.
Itukah aku bagimu?