Hari #07 - Berharga

Pagi tadi, pas lagi bongkar-bongkar lemari, aku nemu beberapa jam tangan lamaku. Aku punya banyak jam tangan, tapi  jarang dipakai. Setelah kuingat-ingat, ternyata semua jam tangan ini ada hubungannya dengan Herlina. Entah itu pemberiannya, kubeli bersamanya, atau waktu beli jam tangan, kuminta ia yang memilihkanya untukku.
Ada 2 jam tangan yang paling kuingat.
Sebuah jam tangan bertali merah berlogo Liverpool. Kami beli dikota kelahiranku, saat ia berkunjung kemari. Dipilihkannya, karena ia tahu aku memang fanatik Liverpool.
Dan sebuah jam tangan yang diberikannya untukku setelah aku pindah ke kota ini. Sebuah jam tangan Swiss Army aspal bertali besi. Entah kenapa Herlina suka sekali jam tangan bertali besi. Alasan dibelikannya, supaya aku nggak lupa waktu saat bekerja, supaya nggak lupa makan.
Kufoto tiga diantara jam-jam itu, dan kufoto juga jam Swiss Army itu sendiri. Kupajang di display picture BBM, lengkap dengan status singkat: "Berharga".
Beberapa teman mulai bertanya sambil bercanda, "Berapa harganya?".
"Tidak ternilai," Jawabku.
Tapi yang terjadi kemudian diluar dugaanku.
Setelah beberapa hari tak ada kabar, tiba-tiba muncul pesan BBM dari Herlina.
"Masa sech berharga???" katanya.
Aku cukup bingung harus menjawab apa. Perlu beberapa menit untuk memikirkan jawaban yang tepat.
"Berharga lebih dari apapun yg aku punya," akhirnya kujawab begitu.

Apa dia tidak tahu kalau semua pemberiannya berharga buatku?
Bukan cuma benda. Juga kenangan. Juga Pengalaman. Juga Perasaan.
Apa dia tidak tahu kalau yang berharga itu bukan bendanya?
Yang berharga adalah kenangan dari orang yang memberikan benda itu.

Benarkah diluar sana ada orang yang juga memikirkan aku, seperti aku memikirkan dia?
Adakah aku dalam mimpimu malam ini, Herlina?