Jadi belum ada lekong yang mendekatimu sampai sekarang?
Belum ada atau memang standarmu yang tinggi?
Atau mungkin kamu mau nyari yang seperti aku, plus punya segalanya?
Aku nggak bilang nggak mungkin ada.
Tapi kalau aku ya limited edition.
Cuma dicetak satu dari pabriknya.
Well...
Aku bilang "I See..." dalam artian "Aku mengerti..." , atau "Gitu ya..."
Jangan diterjemahkan secara harfiah jadi "Aku melihat.."
Mimpi itu hanya bunga tidur.
Dan memang benar segala sesuatu itu berawal dari mimpi.
Jadi banyak-banyaklah tidur biar mimpi terus.
Makin nggak nyambung.
Mungkin kalau aku dulu lebih mendengarmu,
mungkin saja sekarang aku sudah menjadi orang yang kau impikan.
Memang benar.
Tapi, kalau semua ini tidak terjadi, apa kamu lebih suka manusia kasar yang bersamamu dulu?
Sayangnya, aku lebih mendengar orang yang menurutku lebih berharga.
Itu tidak sepenuhnya benar.
Jangan membuatku memilih antar kamu dan mereka.
Itu sama saja menyuruhku untuk menggantung leher atau minum racun serangga.
Sama-sama nggak enak.
Keduanya berharga bagiku. Aku sayang keduanya.
Dengan cara yang berbeda, dengan perlakuan yang harusnya berbeda pula.
Buat apa peduli sama orang, orang aja belum tentu peduli sama kita.
Yap. Mungkin benar juga.
Banyak sekali urusan yang seharusnya tidak kuurusi, malah aku ikut campur.
Hari #84 - Benci Mimpi
Wednesday, July 03, 2013
100 Hari Menunggu Cinta