Gara Gara Foto Friendster


Masih ingat jaman Friendster?
Itu lho, Social Media terpopuler di Indonesia sebelum otak kamu dirusak oleh Facebook dan Twitter.
Jauh sebelum orang mengenal Blackberry Messenger.
Jauh sebelum orang mengenal Galaxy Tab.
(Kayak udah terjadi 100 tahun aja...)
Hahahahaha.....


Foto ini pernah kamu pajang di akun Friendster-mu sebelumnya.

Yak.... Alasan kita bisa bertemu kembali setelah berpisah adalah gara-gara foto Friendster.

Setelah kejadian Horor di Laboratorium komputer, besoknya aku kembali bekerja seperti biasa.
Kali ini udah terang, jack. Gak bakal takut lagi lah.
Waktu istirahat di kantorku, iseng-iseng aku buka Friendster
Tanganku gatal untuk mengetikkan namamu di kotak search friend.
Aku menemukan namamu, dan membuka profilnya.

Kulihat foto ini.
Mungkin waktu berfoto, niatmu adalah tersenyum tipis agar terlihat manis.
Tapi yang kulihat adalah, seorang gadis cantik yang hatinya terluka.
Wajahmu begitu sayu. Terlihat sedang memendam kesedihan.
Semakin penasaran, kubuka koleksi fotomu.
Dan semakin kutelusuri, semakin jantungku berdebar.

Kulihat fotomu bersama seorang lelaki, bertelanjang dada (buset, bahasanya...), menggandeng tanganmu, berjalan keluar dari kolam renang air panas.
Wajahnya terlihat sangat familiar.
(Belakangan aku tahu, aku memang kenal dia, seorang teman sekelas adikku, sekaligus anak dari guru bahasa inggrisku saat SMU... Hidup ALONG!)

Dan..... Aku cemburu.
Aku cemburu.
Hatiku panas.
Aku tidak rela melihatmu bersama orang lain.
Tapi aku boleh bersama orang lain?

Mungkin kamu masih menyimpan foto-foto ketika kalian sedang jalan-jalan bersama teman-temanmu.
Tapi jujur sih, aku gak kepengen melihatnya.

Saat itu juga, aku putuskan untuk menghubungimu.
Dering sekali, dua kali tiga kali dan diangkat.
Diseberang kamu menjawab dengan ramah dan tenang.
Seperti gak ada kejadian apa-apa.
Hebat.
(Padahal kamu senang banget ya kan? Ya kan? Ngaku deeeehhh...)
Belakangan kamu memang mengaku sangat senang karena aku menghubungimu kembali.