Kucinta Meski Tak Kukenal

Saat ini aku punya 3 adik.
"Kenapa kok bilangnya saat ini?"
"Ya karena tadinya aku bisa saja punya 4 adik"
Weh... makin bingung kan?

Ada sebuah kejadian yang mungkin sampai saat ini masih kusesali.
Gini ceritanya. Waktu aku masih kelas 2 atau 3 SD, aku punya 2 adik. Satu laki-laki, dan satu perempuan. Dan saat itu Ibu sedang mengandung.
Sejak kecil, aku sudah di didik oleh orang tuaku untuk selalu menjadikan disiplin sebagai kebiasaan. Makan teratur, belajar teratur, pergi ke sekolah tepat waktu, dan pulang sekolah juga tepat waktu. Biasanya, aku nggak akan berani pulang ke rumah lebih dari jam 1.
Tapi entah kenapa, hari itu aku sepertinya sangat betah bermain bersama teman-temanku.
Sampai tanpa sadar, waktu sudah menunjukkan jam 3.
Mati aku.
Alamat kena marah nih.

Aku bergegas pulang kerumah.
Sampai ke dekat rumah, aku melihat didepan rumahku sudah ramai orang.
"Ada apa?" pikirku dalam hati.
Aku masuk kedalam rumah, dan diruang depan, kulihat Ibu sedang terbaring ditempat tidur.
Aku menatap bingung kepada orang-orang disekelilingku.
Sepertinya semua tetangga sedang berkumpul disini.

Ayah menyuruhku segera mengganti pakaian dan langsung mandi.
Aku secepatnya melaksanakan perintahnya dan langsung ke kamar mandi.
"Apa yang terjadi?" aku masih bertanya-tanya dalam hati.

Setelah mandi, aku dipanggil seorang kakak tetangga. Aku diajak kerumahnya.
Disana aku melihat kedua adikku sedang bermain.
Oh, rupanya mereka disini, pantas dari tadi nggak kelihatan.

Mungkin karena aku adalah anak paling besar, si kakak tetangga memutuskan untuk menjelaskan kepadaku, apa yang sebenarnya terjadi.
"Adikmu sudah lahir" kata si kakak.
"Perempuan" lanjutnya lagi.
"Cantik sekali"
"Wajahnya putih bersih, seperti malaikat"
Aku hanya diam dan menunggu kalimat selanjutnya.
Tapi karena si kakak sepertinya tidak berniat melanjutkan kalimatnya, aku balik bertanya.
"Dimana adikku, kak?"
Si kakak menghela nafas panjang. Diam sejenak.
Aku yang masih kecil sulit memahami bahasa-bahasa orang dewasa seperti ini.
"Dia sudah kembali ke Surga, tempatnya yang seharusnya"
Saat itu, aku memang sulit memahami, apa maksudnya kembali ke surga, atau apapun maksud si kakak.

Lama kemudian, aku baru memahami kejadian yang sebenarnya.
Adikku meninggal dunia ketika dilahirkan.
Aku tidak sempat berjumpa dengannya, karena si bayi tanpa dosa itu langsung dikuburkan.
Aku menyesali, kenapa aku harus bermain sampai sore.
Kalau saja aku pulang cepat, aku pasti bisa bertemu.
Setidaknya untuk yang pertama kali dan terakhir kali.

Sampai detik ini, aku tidak pernah tau, dimana adikku dikuburkan.
Aku coba bertanya pada orangtuaku, tapi sepertinya mereka pun lupa.
Selamat jalan adikku sayang. Aku tak sempat bertemu, pun tak sempat mengenalmu.
Sampai bertemu kelak disana.
Aku mencintaimu.