Hari #81 - Apa Ini Sinyal?

Awalnya dari percakapan biasa.
Hanya obrolan santai dan sederhana.
Kata-kata yang biasa saja didengar dalam perbincangan sehari-hari.
Lantas muncul kata-kata yang seperti menyudutkan.

Memang, sekali lagi memang, ini semua salahku, sampai jadi begini.
Ya, aku sudah mengenalmu bertahun tahun, dan aku malah mengecewakanmu.
Bukan karena aku sanggup. Aku sebenarnya pun tak ingin jadi begini.

Perkembangan selanjutnya adalah,
Semakin mendekat.
Semakin menyingkirkan jarak
Sebuah ucapan terima kasihmu malam ini terdengar sangat menyenangkan.
Sudah sangat lama rasanya sejak terakhir kali aku mendengarkan kata-kata manis darimu.

Apakah ini sinyal positif?
Apakah ini pertanda kalau aku tidak bertepuk sebelah tangan?


Hari #80 - (Semoga) Belum Terlambat

Ketika aku masih jauh lebih muda dari sekarang,
aku bermimpi dapat mengubah dunia.

Tapi kini setelah aku semakin tua baru kusadari,
andaikan yang ku-ubah adalah diriku,
maka aku bisa secepatnya berkeluarga.
Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan, mungkin aku bisa mengubah keluargaku.
Lalu berkat dorongan mereka, boleh jadi aku-pun mampu memperbaiki karirku.
Dan kemudian siapa tau aku bahkan bisa mengubah dunia.

Posisi dari harapan dan kelakuanku berbeda.
Tapi seandainya itu, semoga belum terlambat.
Aku belum mati.
Masih ada waktu untuk berubah.

Aku memulai.
(Semoga) Belum Terlambat Untuk Mengubah Dunia.

Hari #79 - Elina

Papa Tami memintaku untuk memberikan nama untuk putri keduanya.
Adik Tami.
Aku bertanya,
"Sudah ada nama yang kau siapkan?"

Agatha.
Itu namanya.
Diambil dari nama Santa Agatha.
Wanita martir yang mempertahankan kesetiaannya pada Tuhan, walaupun siksaan tak henti mendera hidupnya, sampai akhir hayatnya.
Aku juga menemukan fakta, bahwa nama "Agatha" artinya "anak yang baik" dalam bahasa Yunani, sedangkan dalam bahasa sansekerta, artinya "Dia yang datang"

Aku berpikir-pikir, apa nama yang cocok untuk bayi perempuan yang cantik ini?
Saat ini aku tak bisa memikirkan nama lain selain "Elina".
Entah kenapa aku sangat ingin memberi nama anak ini, Elina.
Mungkin karena aku terobsesi dengan nama Herlina?
Entahlah.

Setelah mencari arti nama "Elina", aku menemukan artinya adalah "Cahaya" atau "Bersinar" dalam bahasa Spanyol.

Elina Agatha.
"Kebaikan yang datang dari anak yang bersinar seperti cahaya"

Hari #78 - Bona Pasogit (Mereka Bertanya)

Semua menanyakan aku.
Entah apa yang harus kamu jawab.
Kamu hanya bisa melemparkan senyuman manis kepada mereka.
Satu per satu rasa sakit mental itu mulai terasa.

Kamu hanya bisa tersenyum.
Biarlah hanya kamu dan Tuhan saja yang tahu, seperti apa isi hatimu.

Jadi itu kenapa kamu enggan datang?
Sebab bila sakit fisik, akan terasa sebentar.
Tapi kalau sakit mental, sakitnya akan terasa luar biasa.

Benarkah?

Kenapa tidak coba musnahkan sumber sakitnya?
Kenapa tidak enyahkan penyebab rasa sakit itu?
Dia tidak kemana-mana.

Hari #77 - Sepertinya Aku Mulai Gila

Walau kau mencoba untuk mendorong aku pergi,
aku masih bertahan.
Walau kau bilang kau tidak butuh aku lagi,
aku tahu, aku masih harus tinggal.
Karena setiap kali kau membenciku,
aku semakin yakin bahwa aku harus tetap bersamamu.
Walau kau menjatuhkan aku,
aku tahu bahwa kau membutuhkan aku.
Karena jika aku pergi, kau tidak akan ada lagi.

Hari #76 - Kesempatan Kedua Untuk Bertemu

Pernahkah kau berharap  memiliki sebuah kesempatan kedua untuk bertemu dengan seseorang untuk pertama sekali?
Pernahkah kau berharap untuk mengulangi saat-saat dimana pertemuan pertama itu terjadi?

Jika hal itu ditanyakan padaku,
Maka jawabanku adalah Ya dan Tidak.

Tidak, bila pertemuanku denganmu untuk yang pertama sekali.
Aku tidak pernah ingin merubahnya.
Hari itu unik. Kenangan itu membekas.
Dan akan kuingat selamanya.
Aku tidak ingin merubahnya.

Ya, bila aku masih diizinkan bertemu denganmu kembali,
anggaplah yang pertama sekali.
Mengulangi sekali lagi.
Menganggap yang lalu seperti tidak pernah ada.
Ada, tapi dianggap tidak ada.
Mungkin aku masih punya kesempatan untuk merubah segalanya.
Kesempatan.
Hanya itu yang aku perlu.

Hari #75 - Lelah Tanpa Menyerah

"Bosan! Gila, Capek gila!"
"Aku mau berhenti. Rasanya aku ga sanggup!"
"Tuhan, beri aku mujizat. Aku mau berhenti saja!"


Setiap orang pasti pernah merasakan suatu kondisi dimana pikirannya menginginkan suatu perubahan.
Aku ingin sesuatu yang baru, yang menantang.
Dan menunggu sama sekali tidak menantang.

Puluhan pertanyaan hinggap di benakku.
Kenapa aku disini?
Kenapa aku mau melakukan ini?
Bukankah waktuku bisa digunakan untuk hal-hal lainnya?
Aku memang lelah.
Aku memang bosan.
Waktuku terbuang.
Lalu kenapa aku masih melakukan hal ini?
Jika sampai saat ini aku masih menunggu, jawabannya hanya satu. Karena cinta.

Aku mencintaimu, dan aku ingin menjadi berkat bagimu.
Aku mungkin bukan yang terbaik.
Tapi aku ingin melakukan sesuatu yang kelak tidak akan kusesali.
Aku ingin menunggumu.

Kita diciptakan begitu baik, sehingga kita diminta menjadi berkat.
Kita berulang kali meminta berkat, meminta keajaiban, tapi pernahkah kita bertanya apakah kita bisa menjadi keajaiban itu?
Keajaiban tidak akan muncul jika kita hanya mengeluh.
Keajaiban muncul hanya jika kita terus melangkah dan tidak pernah berhenti.

Lelah sedikit tak masalah.
Lelah menjadikan aku manusia.
Aku boleh lelah, tapi aku tidak menyerah.

Mendesain Ulang Surat Cinta Untuk Herlina

Butuh waktu berbulan-bulan buatku untuk mendesain ulang blog ini. Mungkin sudah hampir 2 bulan kuhabiskan dengan mengotak-atik template blog. Sebelumnya, aku hanya menggunakan template yang tersedia di berbagai situs blog dan mengaplikasikannya ke blog ini. Tapi rasanya, selalu saja ada yang kurang. Ada saja hal yang kurang pas. Beberapa section terlihat terlalu berlebihan, atau bahkan terlihat hambar dan kaku. Post dan surat yang sebelumnya sudah sempat di publish untuk sementara di hidden dulu.

Originalitas itu penting. Untuk itu aku mencoba membuat sesuatu yang original. Sesuatu yang benar-benar keluar dari pikiranku. Benar benar start from the scratch. Aku ingin sesuatu yang fixed. Karya pertama dan (mungkin) terakhirku untuk Herlina.

Dan sepertinya, aku suka apa yang kulihat. Memang di beberapa bagian masih perlu perbaikan. Masih ada bagian yang berantakan, link-link yang masih kacau dan beberapa gadget masih ingin kutambahkan. Tapi aku yakin sudah berada di jalur yang pas.

Mudah-mudahan dalam 2-3 hari, urusan template dan gadget sudah selesai. Untuk selanjutnya tinggal memunculkan post-post dan surat-surat lama dan mengarsipkannya dalam kategori yang pas.

Let's Go!

Dua Puluh Empat



Ada apa dengan 24?
Ada apa dengan tanggal 24?
Kenapa selalu tanggal 24?
Kenapa harus berawal dan berakhir di tanggal 24?

Hari #74 - Berjalan Di Belakangmu

Sudah jadi takdir wanita untuk menjadi pendamping pria.
Dan memang, sudah jadi takdir pula, semua pria akan mencari pendamping wanita-nya.
Eh, gak semua ding...
Ada pengecualian buat mereka yang suka sesama jenis.
No offense, disini aku nggak bahas mengenai penyetaraan gender atau pengakuan hubungan sesama jenis.

Tapi memang, semua orang akan berkata
"Wanita yang baik akan menerima uluran tangan Laki-laki yang dipilihnya,
dan berjalan bersamanya"

Dalam artian berjalan bersama, berarti sejajar, atau paling tidak, berada sedikit dibelakang pria-nya.
Tapi,
Kalau memang kau tidak mau berjalan bersamaku, atau berjalan dibelakangku,
Bukankah tidak ada masalah kalau aku berjalan dibelakangmu?
Setidaknya untuk saat ini, biarlah seperti itu.
Sampai aku bisa.

Aku akan berjalan dibelakangmu, mengawasimu, menjagamu dari belakang.
Sampai tiba saatnya.
Saatnya kau memutuskan, untuk mengusirku,
atau berhenti dan membiarkanku mendekat.
Menerima uluran tanganku, dan melangkah bersamaku.

Aku tunggu saat itu.

Hari #73 - Selamat Datang Ke Dunia

Hari ini, telah lahir ke dunia, satu lagi buah kasih dua orang manusia yang diberkahi cinta.

Selamat atas kelahiran putri ke-2 nya Papa Tami.
Yah, walaupun kita sama-sama berharap kalau yang lahir itu adalah cowok,
tapi syukurlah anak manis ini lahir ke dunia dengan sehat.
Ibunya juga sehat.
Laki-laki atau perempuan nggak jadi masalah kan?
Asik, Tami punya adek
feeling happy.

Selamat datang ke dunia, anak manis....
Jadi nambah alasan buat main ke Medan nih :)

Hari #72 - Titip Jodohku

Hei... kau yang disana.
Ya. Maksudku kau.

Siapapun kau,
Saat ini kau sedang bersama calon jodohku di masa mendatang.

Titip dia.
Jaga baik-baik. Jangan dirusak-rusakin ya :p

Nanti kalau udah waktunya, dia kuambil kembali.

Terima kasih duluan yaaaa....

Hari #71 - Sampai Ku Menemukanmu

Aku sudah berusaha untuk mengisi hariku dengan berbagai kegiatan.
Semuanya begitu cepat, tapi waktu terasa berjalan begitu lambat.
Aku tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk bisa bertahan
Pikiranku tidak pernah jernih
Semua terasa kosong

Berapa banyak mimpi lagi yang harus berakhir?
Berapa lama lagi aku bisa berpura-pura?
Berapa kali cinta akan melewati aku,
Sampai ku menemukan mu

Akankah lengan harapan memelukku?
Akankah waktu menjadi sahabatku?
Aku tak bisa berbohong, 

Itu benar
Hatiku masih milikmu

Kenangan tentangmu tidak pernah membiarkan aku pergi

Di Bioskop




Foto ini diambil waktu pertama kali kita pergi ke bioskop.
Kita berdua memang suka nonton, tapi jarang pergi ke bioskop bersama. Kamu lebih sering nonton bareng teman-temanmu, sedang aku, dengan alasan malas (padahal karena pelit..) lebih suka nonton VCD atau DVD dirumah.
Masih ingat nggak film apa?
Waktu itu kita sangat konyol dan memaksakan berfoto bareng padahal lampu bioskop sudah dimatikan. Hahahahaaha..... dasar pasangan aneh. Orang lain sampai melihat kita dengan sebal.
Bermodal HP butut dan lampu flash nya, jadilah bioskop terang benderang untuk sesaat.
Kita berfoto 6 atau 7 kali waktu itu. tapi hanya 2 yang cukup terang.

Hari #70 - Bela Hatiku

Aku tidak mengerti.
Apa salah kalau aku seperti ini?
Apa salah kalau aku terus menunggumu?

Apa semua orang sudah dibutakan oleh filsafat yang mereka sebut logika?
Apa semua orang merasa bahwa logika duniawi itu selalu benar?


Well, aku juga nggak bisa memaksakan pendapatku pada semua orang.
Biarpun banyak yang akan memberikan bukti kalau aku salah,
aku tetap akan menemukan alasan, untuk membela hatiku.
Aku tetap akan mencarai cara agar perasaanku bisa dibenarkan.

Ya benar
Kau tidak lagi menginginkan aku.
Ya benar
Kau ingin mencari orang lain untuk bersamamu

Tapi hatiku, tetaplah hatiku
Dan seperti apa aku merasa, biar aku saja yang tahu.

Hari #69 - Galau To The Max

Cepat sekali ya dapat pengganti...
Tuhan, ubahlah rasa sayang ini menjadi rasa benci yang berlebihan
Dan salut buat SMS mamanya kemaren yang membuat aku mengeluarkan airmata lagi...

Tuhan, gantikanlah airmataku ini dengan kebahagiaan yang indah nantinya... amin.



Surprise, surprise.

Aku nggak tau lagi mau bilang apa.
Kali ini bukan aku yang galau rupanya.
Yang pasti, aku terkejut.






Dan senang tentunya :D 
Anyway, hari ke-69...
Keren yah tanggalnya :P

Menikah Adalah


Menikah...

Bukan sekedar pesta yang riuh oleh kerabat, relasi penting ,bukan ajang pamer tamu kehormatan, panggung megah, dekorasi wah atau pesta yang meriah..

Menikah...
Bukan sekadar membentuk tim kerja untuk menghasilkan uang untuk membeli segala jenis harta yang melimpah..
Bukan sekedar sarana belajar memasak, menjahit bagi istri dan sarana belajar membetulkan peralatan listrik bagi suami..

Menikah...
Bukan sekedar menyamakan hobi dan kegemaran sehingga sampai ada adagium humor: Kalau dua-duanya doyan musik, berarti ada gejala bisa langgeng..
Kalau sama-sama suka seafood berarti masa depan cerah...
(That simple ?!)

Menikah bukan sekedar itu...


Menikah berbeda dengan perumpamaan sepasang sandal, yang hanya punya aspek kiri dan kanan..


Menikah adalah penyatuan dua manusia.. pria dan wanita.Dari anatomi saja sudah tidak sebangun, apalagi urusan jiwa dan hatinya...

So,
Menikah adalah...
Menyatukan dua isi kepala, dua ide, dua impian menjadi sesuatu yang besar - Bermakna - tak hanya untuk kita,pasangan dan keluarga namun juga untuk orang lain di sekitar.

Menikah adalah...
Memutuskan berlabuh di satu pantai, ketika ratusan kapal pesiar gemerlap memanggil-manggil...

Menikah adalah...
Cara meraih sempurnanya agama, hingga menikah dikatakan sempurna menjalani setengah dien..

Menikah adalah...
Keberanian untuk menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan. Memupuk toleransi tingkat tinggi dan memaklumi pasangan apa adanya.

Menikah membutuhkan kelapangan hati untuk melebur kata ‘aku’ dan ‘kamu’ menjadi ‘kita’..

Menikah adalah...
Proses pendewasaan seseorang untuk lebih berani mengambil sikap dan memutuskan bahkan untuk urusan terkecil sekalipun.
Kerjasama hebat untuk bergerak, bersinergi untuk mendapatka tiket surgaNya.

Menikah adalah...
Universitas kehidupan dimana cobaan materi, hati, iman adalah ujiannya.

Menikah adalah...
Belajar memaafkan dan belajar berkata “baiklah, itu salahku, akan kucoba memperbaikinya”.
Belajar berkomunikasi dua arah, dimana kita tidak berbicara:
"Kamu harus mengerti keinginanku!"
namun harus berani bicara:
"Aku memahami kamu, aku memahami apa yang kamu mau dan cita-citakan, mari bersama membangunnya"

Menikah...
Mengajari kita begitu banyak tentang hidup, tentang bagaimana mencintai Tuhan dengan sempurna melalui kecintaan kita pada pasangan..

Thanks to "Cinta Keluarga"

Hari #68 - Mau Pamer?

Habis diblokir, di-unblock.
Habis itu di add lagi.
Udah di-accept malah diblokir lagi.

Kayaknya bukan kerjaan orang yang punya FB nih...
Kenapa wan?
Takut direbut cewek lo?
Ga usah takut...
Kalau aku emang mau, udah lama pun.
feeling curious.

Aku nggak mau tau, apa hubunganmu dengan dia.
Mau pacaran, mau tunangan, mau nikah, ya itu suka-suka mu lah.
Cuma ngerasa konyol aja.
Kamu mau pamer?
Atau mau ngasih pengumuman tidak langsung kalau kamu udah ada yang punya?
Terus?
Aku harus koprol sambil bilang "WOW" gitu?

But, congratulations anyway
:)

Hari #67 - Belajar Mencintai Lagi

Kita telah melihat sisi gelap diri kita masing-masing.
Kau dan aku.
Sayangnya kegelapan itu akan mengorbankan kedua belah pihak.
Kau dan aku.

Tapi ketahuilah,
Hidup tidak akan menunggu
Tapi ketahuilah,
Hati kita jauh lebih kuat dari yang kita tahu

Kau dan aku bisa belajar untuk mencintai lagi.
Setelah sekian lama.
Mungkin ini adalah cara, agar aku yakin
bahwa kaulah orang yang tepat untukku

Semoga kau masih bisa percaya kepadaku lagi.
Setelah semua cobaan ini.
Mungkin ini adalah cara, agar aku yakin
bahwa aku tidak lagi salah

Kediaman ini akan membuat kita mengingat.
Dua jiwa yang hilang dalam bayangan masa lalu.
Mungkin ini adalah cara, agar kau yakin
bahwa akulah orang yang tepat untukmu

Hari #66 - Lakukan Saja

Jika yang dilihat oleh mata tidak memuaskanmu,
Jika yang dilihat oleh mata tidak menyenangkan,
maka tutuplah mata.
Dan cobalah untuk melihat dengan hati

Karena hati dapat melihat keindahan dan cinta kasih
jauh lebih baik daripada kemampuan mata untuk melihat hal-hal yang ajaib.

Jangan tanyakan kenapa begitu besar aku mencintaimu .
Aku hanya melakukannya
Itu saja.

Hari #65 - Wanita Luar Biasa

Dia sederhana
Dia hanya ingin dihargai oleh lelaki yang dicintainya.
Dia hanya ingin dijaga kehormatannya oleh kekasihnya.
Dia hanya butuh ketulusan dan kasih sayang yang sesungguhnya.

Dia Kuat
Dia mampu tetap tersenyum kala teriris hatinya.
Dia mampu bertahan kala tak sanggup lagi hatinya menanggung beban.
Dia mampu tetap berharap walau terkadang hanya kebohongan yang didapatkan.

Dia Penyemangatku
Dia pendukung sejatiku.
Dia tetap mendukungku untuk terus berjuang dengan belaian kasih sayangnya.
Dia mampu membuat semangatku kembali menyala ketika aku mencoba menyerah.

Dia Memaafkan
Dia memaafkan ketika aku membohonginya.
Dia memaafkan ketika aku menduakan cintanya.
Dia memaafkan ketika aku memarahinya.
Dia memaafkan ketika salahku sudah teramat besar kepadanya.

Dia Wanita Luar Biasa

Hari #64 - Aku Menuntut

Jika kau adalah milikku.
Kau adalah milikku.

Cuma aku seorang.
Tidak perlu ada tapi.
Tidak perlu ada yang lain.
Tidak disini, tidak juga disana, tidak dimanapun.

Aku menuntut.
Jika kau adalah milikku.
Kau adalah milikku.

Aku tidak akan membagimu dengan orang lain.
Aku tidak akan berbagi dengan siapapun.
Siapapun.
Kau adalah milikku.

Hari #63: Happy Birthday Mom

To my dearest mom, the best mother on earth.
The one and only.

Happy birthday, mom...
Panjang umurmu, dan sehat-sehatlah selalu.

Aku tahu, sebelum ini, kau sangat jarang punya permintaan padaku.
Tapi maafkan aku,
untuk saat ini, permintaan itu belum bisa kukabulkan.

Bukan aku tak mau memberimu bahagia itu.
Bukan.

Sesungguhnya, harapanmu dan harapanku adalah sama.
Tapi tetap saja, bukan aku yang menentukan.
Keputusan bukan ditanganku.

Aku hanya bisa berharap,
menunggu dan terus berharap.

Sehat-sehatlah terus, dan panjanglah umurmu
Sampai kau akhirnya bisa melihat apa yang sudah kau minta padaku menjadi kenyataan.
Sampai harinya tiba,
hari dimana aku yang akan memberikanmu kebahagiaan itu.
Kita akan tertawa bersama,
dan  kau akan melihat seperti apa wujud harapanmu.
Peluklah dan ciumlah dia seperti apa kau juga merindukannya.

Kuatlah.
Aku mendoakanmu, selalu seperti doamu selalu besertaku.

I Love You, Mom...

Jangan Sekarang



Dear Herlina,

Kamu pernah berjanji untuk tidak akan pernah pergi.
Kamu pernah berjanji untuk akan selalu bersamaku dan tidak akan pernah meninggalkan aku.
Tapi dimanakah kamu sekarang?
Lihatlah, sekarang aku sendiri.
Sekarang aku tak lagi bisa lari dari kenyataan
Aku begitu takut saat ini.
Hari esok terlihat begitu menakutkan.
Tolong aku, ajari aku caranya melawan semua ini
Bantu aku, seperti biasanya kamu akan selalu menolong aku.
Karena sepertinya, kamu bisa melawan keadaanmu dengan tenang.
Kenapa terlihat begitu mudah untukmu?

Tapi aku tak bisa
Aku tak bisa
Aku tidak mampu menguasai keadaan.
Pun aku tak mampu menguasai diriku sendiri.
Aku kehilangan arah tanpamu.
Tinggallah sebentar lagi.
Dan kalaupun kamu harus pergi,
jangan sekarang.
Aku belum bisa.
Aku belum terbiasa tanpamu.
Mungkin pun aku tak akan pernah bisa.

Hari #62 - Dicari Ketika Tak Ada

Jika suatu saat nanti tak ada kabar dariku, jangan tanyakan padaku.
Tanya saja pada hatimu, pentingkah aku bagimu.

Mari kita rombak kalimat diatas.

Kamu sangat berarti bagiku.
Jika suatu saat tak ada kabar darimu, maka kepada siapa lagi harus kutanyakan?
Orang dicari tentu karena tidak ada.
Kalau dia ada, tak akan dicari.

Begini lebih pas kan?

10 Maret


Dear Herlina,

Aku melihatmu tertidur, dalam cahaya redup
Pintu kamarmu masih terbuka, tapi sepertinya tak ada yang peduli
Kamu terbangun, mimpi buruk kah?

Aku berharap saat ini aku bisa segera pingsan.
Aku ingin bermimpi.
Semoga mimpi itu bisa membawa kembali ingatanku

Aku ingin mengingat malam itu
Mengingat ketika segala yang paling aku inginkan, begitu dekat denganku
Aku tidak pernah mengerti, bagaimana caramu menyingkirkan semua dari pikiranmu
Segalanya memang penuh resiko

Aku ingin menghidupkan kembali menit-menit itu,
dalam ingatanku
Sulit bagiku membayangkannya kembali
Ruang dengan cat hijau itu.

Bila memang tidak ada yang bisa dilakukan untuk memperbaiki semuanya lagi
Untuk apa kita berbicara tentang keyakinan?
Bukankah sudah terbukti, tidak ada yang istimewa dari sebuah keyakinan?

Sekarang,
Setiap hari akan mengingatkan aku,
tentang apa yang bisa saja terjadi, dan apa yang seharusnya terjadi
Akankah aku meneruskan semua ini?

Aku Meninggalkannya


Malam sepi
Kita diam dalam hening
Menunggu dalam diam
Hanya genggaman tangan yang seolah tak ingin lepas
Kau mendekat, dan semakin kurasakan haru yang semakin sulit kubendung

Masih dalam diam, masih dalam hening
Kau semakin mendekat
Begitu dekat hingga aku bisa mendengar detak jantungmu
Aku mendengar deru nafas yang semakin cepat
Kupalingkan wajah, aku tak boleh menangis
Aku tak boleh terlihat seperti ini

Kau melepaskan genggaman tanganmu, dan merangkulku
Sungguh, begitu ingin aku membalas dan memelukmu sedekat mungkin
Sedekat aku bisa padamu
Tapi aku tak sanggup
Aku takut tangismu akan meledak

Yang ditunggu akhirnya tiba
Aku mempersiapkan segalanya dalam diam
Tak ada kata yang bisa kuucapkan padamu
Tak ada kata yang bisa menggambarkan seperti apa rasanya dalam hatiku

Aku pergi, sayang...
Aku meninggalkanmu, dalam haru
Dalam diam meski aku ingin berteriak betapa semua tidak adil untuk kita

Dalam perjalanan
Air mata yang kutahankan itu tumpah ruah
Mengalir sederas sungai di musim hujan
Aku ingin melihatmu sampai tak bisa lagi

Aku meninggalkanmu, sayang...
Maafkan aku

Hari #61 - Hau Siang Hau Siang

Betapa ingin ku bersamamu
Bersamamu menghitung bintang di langit
Menadah hujan rintik di musim semi
Betapa ingin bersamamu
Mendengarkan menceritakan cerita lama
Mungukur dalamnya cinta di matamu
Betapa ingin denganmu betapa ingin denganmu
Menyaksikan terbenamnya matahari di cakrawala
Betapa ingin denganmu betapa ingin denganmu
Menyaksikan terbenamnya matahari di cakrawala
Betapa ingin denganmu betapa ingin denganmu
Menyaksikan terbenamnya matahari di cakrawala
Mendengarkan kicau burung di hutan
Betapa ingin denganmu betapa ingin denganmu
Menyaksikan terbenamnya matahari di cakrawala
Susuri gunung dan sungai, arungi laut ke ujung dunia
Agar hari terangkai jadi kenangan
Kisah yang terindah, yang terindah.

Hari #60 - You + Me = Perfection

Maukah kau mendengar satu pengakuanku?
Aku pernah hilang, tapi kini aku telah ditemukan, sayang.


Aku sudah mencari hati yang begitu lengkap,
Hati yang puas dengan hal-hal terkecil sekalipun.

Aku memilikimu,
dan itu sudah cukup bagiku.

Kau dan aku bisa begitu bebas dan bahagia


Aku menemukanmu
dan mungkin aku hanya bisa mengatakanBahwa kau menyempurnakan aku.

Hari #59 - Selamanya

Ragu mulai memaksa seiring resah ini semakin tak terbendung.
Memaksa.
Rindu pun semakin menyerang.
Dimana kamu saat ini?
Seandainya aku bisa membaca pikiranmu, dan dengan tepat masuk kedalam benakmu.

Apa yang bisa kulakukan untuk meyakinkanmu?
Apa yang harus kukatakan untuk membuat kau percaya?

Lagu yang sama setiap saat.

Sampai kupingku merasa begitu muak.
Orang yang ikut mendengar pun memandang dengan dengan pandangan aneh.
Huh, ini tahun berapa?
Masih dengar lagu yang tahun segitu?


Hari #58 - Mencarimu Di Sudut Dunia Maya

Sepertinya aku mulai bosan dengan keadaan ini.
Aku mulai bosan berbincang dengan diriku sendiri.
Tapi namamu tak pernah lepas dari pikiranmu.
Aku ingin berbincang denganmu lagi.
Tapi tidak bisa. Mungkin kau terlalu membenciku.

Kembali ke oom google.
Type the name, enter to search.

Banyak nama.
Tapi tidak ada yang persis sama dengan namamu.

Kembali ke oom google.
Type the name, enter to search.
Kurangi nama belakang.

Ada beberapa nama.
Termasuk di Twitter dan Facebook.

Kembali ke oom google.
Type the name, enter to search.
Kurangi nama tengah.

Lebih banyak nama.
Termasuk di Twitter dan Facebook.

Add them all!
Yeah...
Aku ingin berbincang dengan siapapun yang bernama Herlina.
Tak peduli dia dimana, tak peduli dia siapa.


Hari #57 - Lupa Bawa Telinga

Memangnya kenapa kalau aku tidak mendengar?
Memangnya kenapa kalau aku pura-pura tuli?
Memangnya kenapa kalau aku benar-benar tuli?

Yang kau bilang itu kan tentangmu.
Itu kan yang kau tahu menurut pengalamanmu.
Ceritamu juga nggak hebat-hebat amat kok.

Aku nggak mendengar.
Bukan karna aku tuli.
Aku lupa bawa telingaku tadi.

Hari #56 - Built To Last

Aku lahir untuk menjadi orang yang keras kepala.
Aku ditempah untuk menjadi batu yang lebih keras daripada  semburan air hujan.
Aku dibesarkan dalam realita.
Hidup itu keras.

Maaf kalau pendirianku terlalu keras.
Tapi aku tidak akan mendengarkan kata-kata yang tidak sesuai dengan nuraniku.

Ketika aku menyadari kalau aku sudah mencintai,
Ketika aku memutuskan untuk mencintai,
Maka tidak akan ada yang bisa merubah pendirianku.

Ini hatiku.

Aku percaya,
Tuhan menempah cintaku dalam getir.
Dalam pahit.
Bukan cinta yang manis.
Tapi aku percaya,
Cintaku dibangun untuk bertahan.
Cintaku dibangun untuk berakhir hanya pada seorang saja.

Hari #55 - Happy Birthday Imel

Selamat Ulang Tahun Imel.

Semoga berlimpah rezeki, karirnya makin baik.
Panjang Umur, sehat-sehat selalu.
Dan semoga kamu mendapatkan pria yang tepat. Seperti yang selalu kamu impikan.
Agar kamu tak perlu lagi mengganti bohlam yang putus sendiri.
Gak perlu heboh kalau kran di kamar mandi bocor.
Gak perlu repot perlu ke bengkel buat servis motor.
Gak perlu bingung soal makan siang, atau mau ke kampus.
Karena dia akan mengantarmu kemana saja.
Dia akan mengerjakan semua pekerjaan yang kamu tidak bisa kerjakan.

Maaf, aku nggak bisa datang.
Happy 17th birthday dear Imel :) (sweet seventeen kan? Hahahahaha...)
Enjoy the party.

Hari #54 - Lucille

Aku punya sebuah gitar bass.
Lebih tepatnya sih, minjam.
Aku meminjam sebuah gitar bass dari sahabatku.
Sebuah gitar bass berbahan kayu mahogani warna coklat muda.
So sexy yet so powerfull stuff, dude...

Karna aku suka memberikan nama julukan untuk barang-barang milikku, aku ingin juga memberikannya nama buat gitar bass ini. (Biar minjam asal dirawat...)
Yang terpikir di kepalaku saat itu adalah sebuah komik karangan Harold Sakuishi: Beck.
Komik yang bercerita tentang sekelompok anak muda bertalenta di bidang musik dan dikenal seluruh dunia lewat musik yang mereka mainkan.
Didalam cerita, si gitaris gondrong mempunyai sebuah gitar legendaris, yang di body-nya tuh gitar penuh lubang peluru. Lubang bekas tembakan. Namanya Lucille.

Well, kuberi nama gitar bass ini juga Lucille.
Sebuah nama cewek.
Karena aku juga kepengen ada cewek yang nemanin aku tidur (wohooo... maunya...)
Cuma Lucille yang bisa kupeluk setiap malam.
Kubelai dan kubersihkan tiap kali aku ada waktu luang.

Aku menyedihkan.

Hari #53 - Serba Salah

Kemarin adalah hari yang benar-benar nggak enak.
Kehujanan. Kemalaman. Lapar.

Aku baru aja pulang kerja. Naik motor dalam perjalanan menuju ke mess, sambil dengarin lagu lewat headset. Dering telpon menyela lagu.
Aku nggak liat siapa yang telpon, tapi langsung angkat dan bilang "Halo.."
Tak ada jawaban dari seberang. Yang kudengar cuma suara tangisan. Sedih dan menyayat hati.
Aku kenal suara itu. Suara Herlina.
What the...? Apa yang terjadi?

"Kamu kenapa?", tanyaku.
Dia masih terus menangis.
Kuhentikan motorku, mencari tempat berteduh, dan mengulangi pertanyaanku.
Butuh waktu beberapa menit sampai aku mendapat jawabannya.
Dia bertengkar dengan adiknya, dan mendapatkan sebuah pukulan di kepala.
Demi Tuhan, saat itu yang terpikir di kepalaku hanyalah secepatnya datang kesana, melihat keadaannya, dan segera membuat perhitungan. Laki-laki kok main pukul sama perempuan?
Speaking of that, yeah, aku juga pernah gitu. Dan aku sama sekali nggak bangga dengan perbuatanku.

Kurang lebih sejam, barulah aku berhasil menenangkannya. Tapi hatiku masih panas.
Kalau aja dia bukan adikmu, udah kuhanyutkan dia di sungai dengan kondisi tercabik-cabik.

Anyway, aku lanjutkan perjalanan, dan sampai di mess, sebuah berita buruk datang lagi.

Seorang saudaraku mengalami tabrak lari dan sekarang sedang dirawat di klinik.
Pikiranku masih bercabang.
Apakah Herlina baik-baik saja?
Apakah pertengkaran disana sudah selesai?
Dia gak kenapa-kenapa kan?
Supaya pertengkaran gak berlanjut, aku memutuskan untuk memberitahu mama Herlina.
Kukirimkan SMS, minta supaya nantulang secepatnya pulang.
Aku agak lega. Paling tidak aku sudah bisa memastikan, dia nggak bakal dipukul lagi.

Kujenguk saudaraku, dan syukurlah, kondisinya sudah stabil.
Cuma luka ringan di beberapa tempat, meskipun harus scan kepala untuk memastikan otaknya tidak apa-apa. Tidak ada tulang yang patah. Syukurlah.

Sambil menunggu kabar dari dokter, aku keluar, pikiranku tetap tidak bisa tenang.
Sampai muncul SMS dari Herlina.
Isinya menyalahkan aku karena memberitahu mama nya kalau terjadi pertengkaran dirumah.
Aku tidak bisa berkata-kata lagi.
"Buat apa ngasih tau mama?"
"Siapa lagi yang udah kamu kasih tau?"
"Kakek Nenek ku?"
"Ayahku?"
"Pamanku?"
"Mamaku menyebutku perempuan murahan karena udah ngadu sama kamu. Ingat, kamu bukan siapa-siapa ku lagi"

Aku bukan siapa-siapa lagi?
Benar.
Tapi kenapa kamu ngadu sama aku?
Kalau kamu ngadu sama aku, kamu lantas jadi perempuan murahan?
Lalu? Kepada siapa lagi kamu bisa mengadu?

Ah, shit... Serba salah.

Hari #52 - International You Day

1 Juni 2013

Andaikan dunia sudah menjadi satu negara.
Gak ada lagi perang. Dan tak perlu lagi ada tentara.
Dan aku adalah Presiden tunggal.

Aku ingin membuat sebuah hari libur khusus.
Semua karyawan tidak perlu kerja, semua pelajar tidak perlu ke sekolah atau ke kampus.
Semua orang harus merayakan bersama sebuah hari istimewa.
Hari Herlina Sedunia.

Semua yang bernama Herlina, akan mendapatkan perlakuan khusus.
Tidak perlu bayar kalau makan.
Tidak perlu bayar kalau perawatan di salon.
Tidak perlu bayar kalau perawatan gigi.
Pokoknya semua gratis. Totally free.
Bebas masuk kemana saja.
Bebas pergi kemana saja dia suka.
Terutama Herlina-ku.
Dia boleh minta apa saja.
Apa saja.

Aneh?
Semoga saya gak jadi Presiden kalau gitu :p